Minggu, 15 November 2015

Tips Nabung Pangkal Untung


Tak ada orang yang tidak ingin punya banyak uang apalagi di tengah tuntunan kebutuhan hidup yang membayangi tiap bulannya. Ibarat dua sisi mata uang, setiap orang pasti ingin diakui dalam segala hal, salah satunya untuk bisa tampil 'lebih' dari orang lain. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu ada harga yang harus dikeluarkan.


Anda pasti sering bertanya-tanya mengapa ada orang yang terlihat tampak biasa-biasa saja namun bisa memiliki gaya hidup diatas rata-rata? Eitts! jangan langsung berpikiran negatif, ternyata ada banyak faktor yang menentukan kekayaan, salah satuk kuncinya Anda harus memastikan benar-benar hemat. Nah, apa saja kiat agar pendapatan bisa terus bertambah, simak tips berikut ini.


Catat pendapatan dan penghasilan 

Orang-orang kaya selalu tahu untuk apa uang mereka dihabiskan.

Gunakan kesempatan saat ada obral atau lakukan tawar-menawar
Nilai lebih bisa Anda dapatkan dari potongan harga.

Hati-hati dengan pengeluaran kecil
Kadang kita lengah dalam menghitung beberapa kali kita merogoh dompet dalam sehari. Coba hitung beberapa kali Anda memilih naik taksi demi kenyamanan atau mampir ke supermarket untuk membeli cemilan saat iseng.

Jangan membeli barang untuk memberi kesan pada orang lain

Kita mungkin senang mendapat pujian dari teman, atau mungkin orang yang kita tidak terlalu suka. Kebiasaan ini sesungguhnya destruktif.

Saat menabung, tabunglah sebagian besar pendapatan
Dengan strategi ini, Anda akan yakin tidak akan kehabisan uang di saat-saat tertentu hidup.

Investasikan tabungan secara bijak

Jumlah sedikit bisa menambah jumlah keseluruhan dalam jangka waktu tertentu. Anda pun akan terkesan dengan hasilnya. Kalau menurut Titiek Puspa, "jangan dihitung, tahu-tahu kita nanti dapat untung". Apalagi jika tabungan tersebut menawarkan kejutan hadiah menarik, dengan begitu uang Anda tetap utuh sambil menikmati hadiah.


Sumber: liputan6.com  Minggu,15 November 2015

Sabtu, 14 November 2015

Anda Doyan Makan Ceker Ayam? Ini Dia Bahayanya Bagi Kesehatan

Seorang ahli masak-memasak pernah mengatakan, kecuali bulunya, tiap-tiap bagian tubuh Ayam bisa dimakan. Dia sungguh benar. Bahkan dengan pengolahan yang sangat minimalis sekalipun, hidangan berbahan dasar ayam tetap saja menghadirkan citarasa tinggi.
Salah satu bagian yang jadi favorit sebagian kalangan adalah ceker. Biasanya dimasak setelah terlebih dahulu dibuang ujung-ujung jarinya (dimana cakar ayam tumbuh).
   Ceker ayam disukai karena rasanya yang unik. Kulit empuk-empuk legit dengan daging yang terdiri dari otot-otot halus. Jika dimasak sup, semur, atau gulai, isapan pada ceker menghadirkan sensasi tersendiri.



  Namun tahukah Anda bahwa sering-sering mengkonsumsi ceker dapat membahayakan bagi kesehatan? Ancaman ini terutama kepada kaum perempuan. Ceker bisa mengakibatkan terjangkit Endometriosis atau sering disebut juga kista coklat.
    Kenapa? Seorang dokter Ginekolog di Tiongkok, yang pernah menangani pengobatan artis penyanyi Taiwan, Xia Yi, yang menderita penyakit serupa, mengatakan bahwa hal ini diakibarkan oleh banyaknya growth-hormone atau hormon pertumbuhan dan antibiotik pada bagian tersebut.
    "Ayam-ayam yang dijual di pasaran dan dikonsumsi orang banyak sekarang adalah ayam-ayam peternakan modern. Bukan lagi ayam yang hidup di alam bebas atau diternak dengan cara tradisioal (ayam kampung). Ayam peternakan tumbuh dengan bantuan zat kimia," ujarnya seperti dikutip jeccr.com.

     Zat-zat kimia ini selalu disuntikkan pada bagian kaki dan sayap ayam, dan "ekstraknya" menumpuk di sana. Maka semakin sering Anda mengkonsumsi ceker, maka zat tersebut akan berpindah ke tubuh Anda.
   Bagi perempuan, zat menjadi lebih reaktif karena akan menambah sekresi hormon, yang kemudian akan terakumulasi menjadi racun, yakni karsinogen. Selain kista coklat, penyakit lain yang potensial menjangkiti adalah Kanker Rahim, Kanker Cervix, dan Kanker Payudara.
   Sangat berbahaya bukan? Terkecuali Anda memelihara sendiri ayam-ayam Anda, dan menjauhkannya dari zat kimia, sebaiknya hindarilah mengkonsumsi ceker ayam terlalu sering.


Sumber: Tribun Medan Minggu, 15 November 2015